System Komunikasi interpersonal 2
Berfikir,
Proses Berfikir dan Merancang Strategi Pesan
- Pengertian
System komunikasi interpersonal yang keempat adalah
berfikir. Dalam berfikir kita melibatkan keempat proses tersebut yaitu :
sensasi, presepsi, dan memori.
Di bawah ini ada beberapa buah titik dengan
susunan sebagai berikut :
. . .
. . .
. . .
Tugas anda ialah menghubungkan kesembilah buah
titik dengan empat buah garis, dan dalam membuat garis tersebut anda tidak
boleh mengangkat alat yang digunakan.
Mula-mula tentu anda menangkap tulisan dan
gambar titik-titik(sensasi). Kemudian anda membaca dan mencoba memahami apa
yang saya minta(presepsi). Pada saat itu sebetulnya anda juga membokar memori
anda untuk memahami apa yang disebut garis lurus, segi empat, dan kemungkinan
soal yang sama pada waktu yang lalu (memori).
Bila anda belum pernah mencobanya, cobalah! Anda
mungkin gagal pada percobaan yang pertama. Sebelum percobaan kedua, anda akan
memandang titik itu lagi. Dalam benak anda, anda membayangkan berbagai cara
menarik garis lurus. Masih juga ada titik yang terlewat. Untuk mencoba setiap kemungkinan
jawaban , anda tidak perlu membuat lagi titik-titik itu. Anda tinggal mebayangkanya
dalam benak anda. Anda menggunakan gambaran dalam fikiran. Gambaran ini disebut
images atau citra oleh Mark(1976) dan Coon(1977); disebut juga graphic
symbols atau lambang grafis (Funch, 1967).
Satu contoh lagi. Andai anda melakukan korupsi
sebanyak 4milyar rupiah. Setiap hari anda membelanjakan seratus ribu rupiah. Dalam
berapa tahun uang anda akan habis??cukupkah hasil korupsi itu untuk dinikmati
seumur hidup abda atau bahkan keturunan anda?? Untuk menjawab pertanyaan ini
anda tidak menggunakan citra. Anda memakai angka, bagi, kali, jumlah dan
kurang. Ini kita sebut dengan lambing symbol (verbal simbol).
Menurut Paul Mussen dan Mark R. Rosenzweig, “The
term ‘thinking refres to many kind of activities that involve the manipulation
of concept and smybol, representations of objek and event”. Jadi berfikir
menunjukan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambing,
sebagai pengganti objek dan pristiwa.
- Macam-macam Berfikir
Secara garis besar ada dua macam berpikir :
berpikir autistik dan berpikir realistik. Yang pertama mungkin
lebih tepat disebut melamun. Sementara berpikir realistik, disebut juga nalar (reasoning),
ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Berpikir autistik: contoh berpikir
autistik antara lain adalah
mengkhayal, fantasi atau wishful thinking.
Dengan berpikir autistic seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat
hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Berpikir realistic : berpikir
dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan
nalar (reasoning).
Floyd
L.Ruch menyebut tiga macam berpikir realistik: deduktif, induktif, evaluatif
(Ruch, 1967:336).
- Berfikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua peryataan; yang pertama merupakan pernyataan umum. Dalam logika, ini disebut silogisme. Contohnya ialah; “Semua manusia bakal mati”. “Anggodo manusia”. “Jadi, Anggodo bakal mati.” Berfikir deduktif dapat dirumuskan, “Jika A benar, dan B benar, maka akan terjadi C.” Jika semua mahasiswa belajar di perguruan tinggi, dan tobing mahasiswa, maka pasti tobing belajar di perguruan tinggi. Dalam berfikir deduktif, kita mulai dari hal -hal yang umum pada hal-hal yang khusus.
- Berfikir Induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum; kita melakukan generalisasi. Saya bertemu dengan firman, mahasiswa FIKOM. Ia pandai bicara. Saya berjumpa dengan aya, kiki, adi; semuanya mahasiswa FIKOM pandai bicara. Jadi saya menyimpulkan semua mahasiswa FIKOM dan pandai bicara. Ketepatan berfikir induktif bergantung pada memadainya kasus yang dijadikan dasar. Misalnya, apakah lima orang mahasiswa FIKOM cukup untuk dijadikan sampel yang representatif.
- Berfikir evaluatif ialah berfikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berfikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu.
- Menetapkan Keputusan
Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan
keputusan. Keputusan yang kita ambil beragam. Akan tetapi ada tanda-tanda
umunya diantaranya :
- Keputusan merupakan hasil berpikir,hasil usaha intelektual
- Keputusan selalu melibatkan pilihan dariberbagai alternative
- Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaanya boleh ditangguhkan atau dilupakan
Contoh :
setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh keputusan-keputusan lainya
yang berkaitan. Ketika anda memutuskan untuk belajar ke luar negri anda juga
harus memutuskan untuk tidak menikah dulu, untuk meninggalkan keluarga, untuk
hidup sendiri di rantau, dan lainya.
- Memecahkan Persoalan (Problem Solving)
Proses memecahkan persoalan berlangsung melalui lima tahap :
- Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat Karena sebab-sebab tertentu.
- Anda mencoba menggali memori anda untuk mengatahui cara apa saja yang efektif pada masa lalu.
- pada tahap ini, anda mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang pernah anda ingat atau yang dapat anda pikirkan.
- Anda mulai menggunakan lambing-lambang verbal atau grafis untuk mengatasi masalah.
- Tiba-tiba terlintas dalam pikiran anda suatu pemecahan. Pemecahan masalah ini biasa disebut Aha-Erlebnis (Pengalaman Aha), atau lebih lazim disebut insight solution.
Pemecahan masalah
dipengaruhi faktor-faktrot situasional dan personal. Faktor-faktor situasional
terjadi, misalnya, pada stimulus yang menimbulkan masalah. Pengaruh
faktor-faktor biologis dan sosio psikologis terhadap proses pemecahan masalah.
Contohnya :
- Motivasi. Motivasi yang rendah lebih mengalihkan perhatian. Motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas.
- Kepercayaan dan sikap yang salah. Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita.
- Kebiasaan. Kecenderungan untuk memertahankan pole berpikir tertentu, atau misalnya melihat masalah dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, mengahambat pemecahan masalah yang efisien.
- Emosi. Dalam menghadapi berbagai situasi, kita tanpa sadar sering terlibat secara emosional. Emosi mewarnai cara berpikir kita. Kita tidak pernah berpikir betul-betul secara objektif.
E.
Berpikir Kreatif (Creative
Thinking)
Berpikir
kreatif menurut James C. Coleman dan Coustance L. Hammen, adalah “thinking
which produces new methods, new concepts, new understanding, new invebtions,
new work of art.” Berpikir kreatif harus memenui tiga syarat:
- Kreativitas melibatkan respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistic sangat jarang terjadi. Tetapi kebauran saja tidak cukup.
- Kreativitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis.
- Kreativitas merupakan usaha untuk memertahankan insight yang orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin.
Ketika orang
berpikir kreatif, cara berpikir yang digunakan adalah berpikir analogis.
Guilford membedakan antara berpikir kreatif dan tak kreatif dengan konsep konvergen
dan divergen. Kata Guilford, orang kreatif ditandai dengan cara
berpikir divergen. Yakni, mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan
jawaban. Berpikir konvergen erat kaitannya dengan kecerdasan, sedangkan
divergen kreativitas.
Proses Berpikir Kreatif
Para psikolog menyebutkan lima
tahap berpikir kreatif :
- Orientasi : Masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diidentifikasi
- Preparasi : Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah.
- Inkubasi : Pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap ini, proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita.
- Iluminasi : Masa Inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh semacam ilham, serangkaian insight yang memecahkan masalah. Ini menimbulkan Aha Erlebnis.
- Verifikasi : Tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada tahan keempat.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Berpikir Kreatif
Berpikir
kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor personal dan situasional.
Menurut Coleman dan Hammen, faktor yang secara umum menandai orang-orang
kreatif adalah :
1.
Kemampuan Kognitif :
Termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan
gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas
kognitif
2.
Sikap yang terbuka :
orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal maupun eksternal.
3.
Sikap yang bebas, otonom, dan
percaya pada diri sendiri : orang kreatif ingin menampilkan dirinya
semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-kovensi. Hal ini
menyebabkan orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila.
Selain
faktor lingkungan psikososial, beberapa peneliti menjukan adanya faktor
situasional lainnya. Maltzman menyatakan adanya faktor peneguhan dari
lingkungan. Dutton menyebutkan tersedianya hal-hal istimewa bagi manusia
kreatif, dan Silvano Arieti menekankan faktor isolasi dalam
menumbuhkan kreativitas.
F.
Merancang Strategi Pesan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar