Jurnalisik Siaran
Radio dan Televisi
Jurnalistik adalah teknik
mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai menyebarluaskan berita
kepada masyarakat (Onong Uchjana Effendy).
Radio dan Televisi termasuk dalam kategori media
elektronik. Media elektronik merupakan salah satu jenis media yang memiliki
kekhususan. Kekhususanya terletak pada dukungan elektronika dan teknologi yang
menjadi ciri dan kekuatan dari media berbasis elektronik.
Dukungan elektronik ini
pula yang membedakanya dengan media cetak. Salah satu kelebihan media
elektronik adalah sifatnya yang real
time, disiarkan langsung saat kejadian berlangsung. Hal ini menyebabkan
media elektronik lebih digandrungi oleh public. Media elektronik lebih instan
dibandingkan media cetak.
Namun terkadang sifat
elektronik yang real time pun terkadang menjadi kendala
bagi pendengar/pemirsa. Pendengar atau pemirsa yang pada saat berita disisarkan
tidak dalam mendengar radio atau menonton televisi maka memberi konsekuensi
kepada stasiun radio atau televisi untuk melakukan pengulangan informasi atau
siaran.
Jurnalistik
Radio
Radio
yaitu media komunikasi bersifat auditif
(dengar). Karena itu, menyampaikan informasi melalui radio relatif lebih
sulit dibandingkan dengan televisi. Seorang penyiar harus mampu membahasakan
gambar dan visual melalui ucapan verbal.
Ketika penyiar menyajikan informasi, ia harus bisa menggambarkan
peristiwa tersebut secara jelas, sehingga bisa ditangkap oleh imajinasi
pendengar. Inilah yang membuat radio disebut sebagai theatre of mind. Penyiar
adalah ujung tombak dalam penyajian program ‘on-air’ yang sesuai dengan format
radio yang telah ditetapkan oleh stasiun radio yang bersangkutan.
Penulisan
teks berita radio (untuk dibaca oleh seorang penyiar/news reader) harus
menggunakan bahasa yang mudah dibaca oleh news reader dan mudah pula didengar
oleh audiens. Untuk mencapai tujuan tersebut, jurnalis radio menggunakan teori
ELF (Easy Listening Formula), yaitu penulisan yang jika diucapkan, mudah
didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran. Karena dalam radio tidak ada
pengulangan. Tidak seperti media cetak yang bisa dibaca beberapa kali oleh
penerima informasi.
Walaupun
radio identik dengan hiburan, namun tidak berarti semua siaran radio menyuguhkan
hal itu. Seiring berkembangnya dunia jurnalistik, banyak radio khusus berita
yang tumbuh dan berkembang, bahkan dengan sangat pesat. Sebagai contoh, kita
mengenal radio Elshinta dan Trijaya Network. Kedua radio ini menyuguhkan
beragam informasi dan berita. Tidak menjadikan musik atau hiburan sebagai
produk utama.
Di
kancah internasional kita mengenal radio VOA (Voice of America). Radio ini
merupakan radio khusus berita yang sudah mendunia. Berita disajikan dalam
berbagai bahasa. Tentu saja berita itu datang dari berbagai penjuru dunia.
Pada
awalnya, tumbuh keraguan terhadap media-media elektronik yang secara khusus
menyajikan produk jurnalistik. Karena media elektronik identik dengan hiburan.
Kehadiran media elektronik yang malulu menyuguhkan berita, hanya akan membuat
masyarakat jenuh untuk menyaksikan dan mendengarkannya. Namun itu semua tidak
terbukti, justru kehadiran radio dan televisi khusus berita menghilangkan
dahaga masyarakat, dan memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi. Mengingat
kurangnya porsi pemberitaan yang ada pada media hiburan.
Kriteria
seorang penyiar radio :
ü Mempunyai
kualitas vokal yang memadai.
ü Mampu
melaksanakan ‘adlibbing’ dan ‘script reading’ dengan baik.
ü Memahami
format radionya dan format clock.
ü Memahami
secara mendalam segmen radio.
ü Memperlihatkan
simpati dan empati terhadap pendengarnya.
ü Mampu
menghasilkan gagasan-gagasan segar dan kreatif dalam siarannya.
ü Mampu
bekerjasama dalam team.
ü Be
Your Self.
Jurnalistik Televisi
Televisi,
yaitu media komunikasi yang bersifat audio-visual (dengar-lihat) dengan
penyajian berita yang berorientasi pada repoduksi dari kenyataan. Kekuatan
utama dari media televisi adalah suara dan gambar, televisi lebih menarik
daripada radio. Dampak pemberitaan melalui televisi bersifat power full. Karena
melibatkan aspek suara dan gambar sehingga lebih memberi pengaruh yang kuat
kepada pemirsa. Media televisi memiliki
fungsi yang lebih dominan pada hiburan dibandingkan fungsi memberi informasi
dan mendidik. Kelebihan televisi adalah sifatnya audio-visual yang dapat
didengar dan dilihat secara langsung oleh pemirsa, dan juga mendapat sajian informasi/ berita yang lebih
realistic, yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Media televise sangat
dipengaruhi beberapa factor, seperti pemirsa, alokasi waktu, durasi penayangan,
dan cara penyajian berita.
Berdasarkan
pengamatan para ahli pertelevisian, informasi dari televisi diingat lebih lama
dibanding dengan yang diperoleh melalui membaca (media cetak). Sekalipun
informasi yang disuguhkan persis sama. Hal itu karena terdapatnya visualisasi
berbentuk gambar bergerak dalam televisi. Visualisasi tersebut berfungsi
sebagai penambah dan pendukung narasi yang dibaca reporter atau newsreader.
Jadi, dalam menerima informasi, khalayak tidak hanya menggunakan satu indera,
melainkan dua indera sekaligus. Yaitu mata dan telinga.
Berita
yang di tayangkan di televise di sampaikan oleh announcer/penyiar. Penyiar yang
tampil di layar TV, adalah petugas yang mewakili sebuah stasiun Televisi,
sehingga penyiar adalah ujung tombak stasiun TV. Berbeda dengan penyiar di
radio, penyiar di televisi cenderung memiliki daya tarik dengan kata lain berpeampilan menarik, karena
seorang pentiar TV perlu memiliki bentuk fisik yang sempurna. Karena fisik yang
cacat bias menimbulkan ejekan cemoohan, sehingga mengganggujalanya komunikasi
fisik yang gagah dan cantik akan menawan penonton, apalagi jika dikuasai
kemampuan menguasai masalah yang dibawakanya.
Penyiar berita televisi memiliki beberapa
syarat yang harus dipegang:
- Suara
dan kemampuan berbicara, alangkah baiknya seorang penyiar berita memiliki microphonic voice, suara
rendah atau bariton untuk pria dan alto untuk wanita, adalah suara ideal
seorang penyiar berita, namun saat ini hal itu tidak menjadi mutlak. Mungkin
dulu waktu jayanya DUNIA DALAM BERITA, TVRI, di tahun 80-an, semua penyiar
memiliki karakter suara berat dan pembawaan suara yang sangat khas tiap
personalnya. Tapi yang paling penting adalah bagaimana seorang penyiar
mengeksploitasi suaranya, tekanan yang tepat, kata dengan lafal tepat dan
intonasi juga ok.
- Penampilan
dan perilaku yang tidak mengecewakan, secara fisik, penampilan seorang penyiar
sangat diperhatikan oleh lensa kamera yang sangat sensitive.
- Berkepibadian,
diharpkan penyiar bisa menempatkan dirinya di lingkungan sehari-hari, jangan
membuat hal-hal negatif yang membuat citra diri buruk.
- Berpengetahuan
dan pendidikan yang memadai, saat ini menjadi penyiar memiliki syarat mutlak,
yaitu pendidikan yang cukup atau bahkan lebih, cukup atau lebih disini sangat
dibutuhkan, karena penyiar kadang berhubugan dengan pejabat, menteri, atau
bahkan akademisi. Sehingga dengan adanya ilmu pengetahuan yang kita kuasai,
membuat kita bisa menyeimbangkan pembicaraan kita.
- Memiliki
motivasi, motivasi kunci menjadi penyiar.
- Mampu
bekerja dalam satu tim.
- Kesehatan
yang baik, kerja menjadi penyiar cukup melelahkan, oleh karena itu harus enjoy this job.
- Percaya
pada diri sendiri, jadilah diri sendiri.
Perbedaan
dan Persamaan Jurnalistik Radio dan Televisi
Radio
|
Televisi
|
·
Setiap saat
·
Realitas psikologis
dan
sosiologis
·
No photo.
·
Teknologi agak mahal
·
Tidak bisa diulang
·
Jangkuan
terbatas
|
·
Setiap saat
·
Realitas sosiologis dan
psikologis
·
Obyektif, sekilas tapi
jelas, movies, tidak diralat
·
Teknologi amat mahal
·
Tidak bisa diulang
·
Jangkauan lebih luas
|
makasi^^
BalasHapusmmbantu jd tambahan referensi__