Cari Blog Ini

Selasa, 27 September 2011

Boroadcasting (Jurnalistik Siaran Radio dan Televisi)

Jurnalisik Siaran Radio dan  Televisi

Jurnalistik adalah teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai menyebarluaskan berita kepada masyarakat (Onong Uchjana Effendy).

Radio dan  Televisi termasuk dalam kategori media elektronik. Media elektronik merupakan salah satu jenis media yang memiliki kekhususan. Kekhususanya terletak pada dukungan elektronika dan teknologi yang menjadi ciri dan kekuatan dari media berbasis elektronik.
Dukungan elektronik ini pula yang membedakanya dengan media cetak. Salah satu kelebihan media elektronik adalah sifatnya yang real time, disiarkan langsung saat kejadian berlangsung. Hal ini menyebabkan media elektronik lebih digandrungi oleh public. Media elektronik lebih instan dibandingkan media cetak.

Namun terkadang sifat elektronik yang  real time pun terkadang menjadi kendala bagi pendengar/pemirsa. Pendengar atau pemirsa yang pada saat berita disisarkan tidak dalam mendengar radio atau menonton televisi maka memberi konsekuensi kepada stasiun radio atau televisi untuk melakukan pengulangan informasi atau siaran. 

Jurnalistik Radio

Radio yaitu media komunikasi bersifat auditif  (dengar). Karena itu, menyampaikan informasi melalui radio relatif lebih sulit dibandingkan dengan televisi. Seorang penyiar harus mampu membahasakan gambar dan visual melalui ucapan verbal.  Ketika penyiar menyajikan informasi, ia harus bisa menggambarkan peristiwa tersebut secara jelas, sehingga bisa ditangkap oleh imajinasi pendengar. Inilah yang membuat radio disebut sebagai theatre of mind. Penyiar adalah ujung tombak dalam penyajian program ‘on-air’ yang sesuai dengan format radio yang telah ditetapkan oleh stasiun radio yang bersangkutan.

Penulisan teks berita radio (untuk dibaca oleh seorang penyiar/news reader) harus menggunakan bahasa yang mudah dibaca oleh news reader dan mudah pula didengar oleh audiens. Untuk mencapai tujuan tersebut, jurnalis radio menggunakan teori ELF (Easy Listening Formula), yaitu penulisan yang jika diucapkan, mudah didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran. Karena dalam radio tidak ada pengulangan. Tidak seperti media cetak yang bisa dibaca beberapa kali oleh penerima informasi. 

Walaupun radio identik dengan hiburan, namun tidak berarti semua siaran radio menyuguhkan hal itu. Seiring berkembangnya dunia jurnalistik, banyak radio khusus berita yang tumbuh dan berkembang, bahkan dengan sangat pesat. Sebagai contoh, kita mengenal radio Elshinta dan Trijaya Network. Kedua radio ini menyuguhkan beragam informasi dan berita. Tidak menjadikan musik atau hiburan sebagai produk utama.

Di kancah internasional kita mengenal radio VOA (Voice of America). Radio ini merupakan radio khusus berita yang sudah mendunia. Berita disajikan dalam berbagai bahasa. Tentu saja berita itu datang dari berbagai penjuru dunia.

Pada awalnya, tumbuh keraguan terhadap media-media elektronik yang secara khusus menyajikan produk jurnalistik. Karena media elektronik identik dengan hiburan. Kehadiran media elektronik yang malulu menyuguhkan berita, hanya akan membuat masyarakat jenuh untuk menyaksikan dan mendengarkannya. Namun itu semua tidak terbukti, justru kehadiran radio dan televisi khusus berita menghilangkan dahaga masyarakat, dan memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi. Mengingat kurangnya porsi pemberitaan yang ada pada media hiburan.

Kriteria seorang penyiar radio :
ü  Mempunyai kualitas vokal yang memadai.
ü  Mampu melaksanakan ‘adlibbing’ dan ‘script reading’ dengan baik.
ü  Memahami format radionya dan format clock.
ü  Memahami secara mendalam segmen radio.
ü  Memperlihatkan simpati dan empati terhadap pendengarnya.
ü  Mampu menghasilkan gagasan-gagasan segar dan kreatif dalam siarannya.
ü  Mampu bekerjasama dalam team.
ü  Be Your Self.

Jurnalistik Televisi

Televisi, yaitu media komunikasi yang bersifat audio-visual (dengar-lihat) dengan penyajian berita yang berorientasi pada repoduksi dari kenyataan. Kekuatan utama dari media televisi adalah suara dan gambar, televisi lebih menarik daripada radio. Dampak pemberitaan melalui televisi bersifat power full. Karena melibatkan aspek suara dan gambar sehingga lebih memberi pengaruh yang kuat kepada pemirsa.  Media televisi memiliki fungsi yang lebih dominan pada hiburan dibandingkan fungsi memberi informasi dan mendidik. Kelebihan televisi adalah sifatnya audio-visual yang dapat didengar dan dilihat secara langsung oleh pemirsa, dan juga  mendapat sajian informasi/ berita yang lebih realistic, yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Media televise sangat dipengaruhi beberapa factor, seperti pemirsa, alokasi waktu, durasi penayangan, dan cara penyajian berita. 

Berdasarkan pengamatan para ahli pertelevisian, informasi dari televisi diingat lebih lama dibanding dengan yang diperoleh melalui membaca (media cetak). Sekalipun informasi yang disuguhkan persis sama. Hal itu karena terdapatnya visualisasi berbentuk gambar bergerak dalam televisi. Visualisasi tersebut berfungsi sebagai penambah dan pendukung narasi yang dibaca reporter atau newsreader. Jadi, dalam menerima informasi, khalayak tidak hanya menggunakan satu indera, melainkan dua indera sekaligus. Yaitu mata dan telinga.

Berita yang di tayangkan di televise di sampaikan oleh announcer/penyiar. Penyiar yang tampil di layar TV, adalah petugas yang mewakili sebuah stasiun Televisi, sehingga penyiar adalah ujung tombak stasiun TV. Berbeda dengan penyiar di radio, penyiar di televisi cenderung memiliki daya tarik  dengan kata lain berpeampilan menarik, karena seorang pentiar TV perlu memiliki bentuk fisik yang sempurna. Karena fisik yang cacat bias menimbulkan ejekan cemoohan, sehingga mengganggujalanya komunikasi fisik yang gagah dan cantik akan menawan penonton, apalagi jika dikuasai kemampuan menguasai masalah yang dibawakanya.

Penyiar berita televisi memiliki beberapa syarat yang harus dipegang:
-       Suara dan kemampuan berbicara, alangkah baiknya seorang penyiar berita memiliki microphonic voice, suara rendah atau bariton untuk pria dan alto untuk wanita, adalah suara ideal seorang penyiar berita, namun saat ini hal itu tidak menjadi mutlak. Mungkin dulu waktu jayanya DUNIA DALAM BERITA, TVRI, di tahun 80-an, semua penyiar memiliki karakter suara berat dan pembawaan suara yang sangat khas tiap personalnya. Tapi yang paling penting adalah bagaimana seorang penyiar mengeksploitasi suaranya, tekanan yang tepat, kata dengan lafal tepat dan intonasi juga ok.
-       Penampilan dan perilaku yang tidak mengecewakan, secara fisik, penampilan seorang penyiar sangat diperhatikan oleh lensa kamera yang sangat sensitive.
-       Berkepibadian, diharpkan penyiar bisa menempatkan dirinya di lingkungan sehari-hari, jangan membuat hal-hal negatif yang membuat citra diri buruk.
-   Berpengetahuan dan pendidikan yang memadai, saat ini menjadi penyiar memiliki syarat mutlak, yaitu pendidikan yang cukup atau bahkan lebih, cukup atau lebih disini sangat dibutuhkan, karena penyiar kadang berhubugan dengan pejabat, menteri, atau bahkan akademisi. Sehingga dengan adanya ilmu pengetahuan yang kita kuasai, membuat kita bisa menyeimbangkan pembicaraan kita.
-       Memiliki motivasi, motivasi kunci menjadi penyiar.
-       Mampu bekerja dalam satu tim.
-       Kesehatan yang baik, kerja menjadi penyiar cukup melelahkan, oleh karena itu harus enjoy this job.
-       Percaya pada diri sendiri, jadilah diri sendiri.

Perbedaan dan Persamaan Jurnalistik Radio dan Televisi
Radio
Televisi
·         Setiap saat
·         Realitas psikologis
dan sosiologis
·         No photo.
·         Teknologi agak mahal
·         Tidak bisa diulang
·         Jangkuan terbatas
·         Setiap saat
·         Realitas sosiologis dan psikologis
·         Obyektif, sekilas tapi jelas, movies, tidak diralat
·         Teknologi amat mahal
·         Tidak bisa diulang
·         Jangkauan lebih luas

1 komentar: